Kisah Sukses Diajeng Lestari Berjualan Hij-up Online

9:00 PM
Banyak kisah sukses pengusaha fashion online di negeri ini. Salah satu sosok wirausaha fashion muslim yang sukses adalah Diajeng Lestari. Perempuan kelahiran Bekasi, 17 Januari 1986 ini, mengantongi omzet Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar dari berjualan busana muslim secara online melalui HijUp.com. Meski bisnis yang dirintisnya baru seumur jagung, namun perempuan yang akrab dipanggil Ajeng ini mampu meluluhkan hati konsumen lokal dan luar negeri. Dua puluh persen pemesan busana muslim di Hij-Up berasal dari mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, serta Timur Tengah.
Pengalaman Ajeng berbisnis sudah terbina sejak kecil. “Waktu kelas empat SD, saya membuat cincin dari kabel-kabel telepon bekas di gudang dan saya jual ke teman,” tuturnya sebagaimana diberitakan di media sosial Facebook. Ajeng juga memasarkan produk gantungan kunci kreasi sang kakak. Dari situ, Ajeng sering mendapat order gantungan kunci dalam jumlah besar. Ketika di SMP dan SMA, Ajeng tidak berjualan. Pada tahun 2004, perusahaan ayahnya yang bergerak di bidang telekomunikasi bangkrut. “Ketika ekonomi keluarga hancur dan adik-adik masih banyak, saya berusaha mencari tambahan,” ujar anak ketiga dari delapan bersaudara ini. Ajeng mencari penghasilan tambahan dari berjualan kue, jilbab, mengajar privat dan bimbingan belajar, hingga bekerja freelance sebagai interviewer.
Setelah lulus kuliah Jurusan Ilmu Politik di Universitas Indonesia, Ajeng bekerja di perusahaan marketing research. Setelah menikah, Ajeng memutuskan untuk berhenti bekerja. Namun dengan alasan membutuhkan aktualisasi diri, Ajeng pun mencoba berbisnis. Busana muslim merupakan lahan bisnis yang dipilihnya.
Ajeng menilai, bisnis busana muslim sangat potensial. Maklum, Indonesia memiliki penduduk mayoritas muslim. Ajeng memang memiliki mimpi bahwa produk fesyen bikinan kita bisa sejajar dengan produksi luar negeri. “Saya diskusi dengan suami mengenai mimpi ini dan bagaimana implementasinya dalam bisnis,” ujar istri dari Achmad Zaky Syaifudin ini.
Dari obrolan dengan suami, Ajeng memutuskan untuk menjadi agen perubahan di dunia Islamic fashion. Ajeng pun melakukan penelitian kecil dan wawancara dengan beberapa orang yang pernah berbisnis serupa. Setelah melakukan serangkaian persiapan, Ajeng pun memutuskan untuk membuat katalog fashion online. “Tapi ternyata permintaan pasar bukan hanya katalog, mereka butuh marketing online dan sistem untuk mengatur lalu lintas produk,” ujar dia.
Ajeng pun berkolaborasi dengan sang suami yang memang jago teknologi informasi dan membangun HijUp sebagai e-commerce yang menjadi platform untuk menjembatani pemilik merek busana muslim dengan pasar. HijUp yang merupakan singkatan dari hijab up itu, mulai berselancar di dunia maya pada 1 Agustus 2011. Ajeng merekrut dua karyawan yang bertugas sebagai admin komputer dan admin gudang. “Baru sehari masuk, admin komputer resign. Saya stres sekali,” kenangnya.
Karena keterbatasan jumlah karyawan, Ajeng pun melakukan pekerjaan dobel, mulai memberi gantungan baju, menjadi stylist saat pemotretan, mengoordinasikan pemotretan, sampai dealing dengan tenant. Untuk urusan website, sang suami yang turun tangan. Ajeng juga harus menghadapi masalah eksternal. Yang cukup berat adalah ketika dia harus meyakinkan para calon tenant. Ajeng harus mengajukan proposal dan melakukan penawaran ke beberapa desainer dan produsen busana muslim supaya mereka mau memajang produk di HijUp. “Tidak mudah, banyak yang mencibir dan menolak. Saya maklum karena bisnis ini masih baru, belum dikenal,” tuturnya.
Hambatan itu nyaris menggoyahkan Ajeng untuk menghentikan bisnis itu. Namun, ia berusaha memantapkan diri meski rasa ragu akan ketidaksuksesan bisnisnya membayangi. Akhirnya, satu per satu tenant datang. Pada bulan-bulan pertama, HijUp memiliki 14 tenant. “Penjualan merangkak naik. Sudah mulai mendekati ratusan juta,” ujarnya tersenyum.
Nama HijUp semakin dikenal. Jumlah pengunjung dan konsumen terus meningkat. Hingga awal 2013, ada sekitar 1,5 juta orang yang melongok HijUp. Bukan itu saja, jumlah tenant di situs belanja ini juga bertambah hingga mencapai 70 pihak. Sekarang Ajeng tidak perlu susah payah berburu tenant, tetapi justru ia yang disibukkan dengan proposal pengajuan kerja sama dari para produsen fesyen. Bukan hanya dari dalam negeri, tenant dari luar negeri pun banyak yang ingin bekerja sama. “Salah satunya adalah sepupu Perdana Menteri Malaysia,” ujar dia.
Itulah sosok sukses Ajeng dengan bisnis fashion onlinenya. Yang perlu kita pahami adalah, bahwa bisnis tidaklah selalu membuat kita terlalu sibuk sehingga melupakan kewajiban dan tugas kita. berkat dukungan kemajuan teknologi informasi, cukup bermodal kamera, handpohne (hp), laptop atau PC dan koneksi internet kita bisa buka toko online, seperti bu Ajeng.
Previous
Next Post »

2 comments

  1. http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/indonesia-di-mata-pendiri-xiaomi.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/ri-kirim-kopassus-ke-afghanistan-untuk.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/korut-diduga-kembangkan-rudal-pembawa.html

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!