Usia belia tidak menghambat seseorang untuk
mencapai kesuksesan. Dengan kemampuan mengasah keahlian, kerja keras, dan
strategi bisnis yang tepat, seorang anak muda bisa saja mereguk sukses dalam
bisnis. Salah satunya adalah Yohanes Auri yang berhasil mengibarkan PT Flux
Asia Solusindo. Sebagaimana diberitakan Harian Kontan (2/10/2012), hanya dalam kurun waktu lima tahun, sang
pemuda yang usianya belum genap kepala tiga ini sudah bisa menggemukkan omzet
usaha jasa desain grafisnya hingga miliaran rupiah.
PT Flux Asia Solusindo – disingkat
Flux Design – merupakan usaha yang bergerak di bidang desain grafis. Jasa yang
diberikan antara lain pembuatan annual report, kalender, company profile,
multimedia animation, corporate identity, web design, editorial design, dan
branding. Hingga saat ini Auri sudah memiliki dua ratusan klien korporasi. Di
antaranya, BII, BNI, Bank of China, Bank of Tokyo, Bank Sumitomo (BSMI),
Asuransi Jasindo, Adira Insurance, Avrist Assurance, Erdikha Sekuritas, NISP
Sekuritas, Agung Podomoro Group, Adhi Realty Group, Menara MTH, LEADS Property,
Procon Indah, BP Migas, Pertamina, Astra Agro, dan Tjokro Group.
Dengan portofolio klien yang banyak
dan berkelas itu, Auri optimistis bisa melipatgandakan omzetnya tahun ini.
“Tahun lalu hanya satu digit (miliar), tahun ini harapannya bisa dua digit,”
katanya. Menjelang akhir tahun, pesanan desain dan cetak kalender korporasi
sudah berdatangan.
Kesuksesan Auri tidak didapat dengan
mudah. Dia merintis usaha ini sejak kuliah Desain Komunikasi Visual di
Universitas Bina Nusantara, Jakarta. “Sejak kuliah saya sudah menjadi
freelancer desain, dapat klien pertama tahun 2004. Ada teman yang pesan logo
kafe, honornya waktu itu Rp 8 juta,” kata anak pertama dari tiga bersaudara
ini.
Sambil kuliah, Auri menggarap
pesanan desain di kamarnya yang berukuran 4x4 meter. Komputer yang digunakan
pun masih komputer tabung berprosesor Pentium III. “Saya bukan dari keluarga
berada. Tidak mungkin minta orangtua untuk membeli komputer canggih,” kata Auri
yang anak pemilik toko suku cadang ini.
Tahun 2006, Auri lulus kuliah dan
bertekad untuk tetap menjalankan usahanya itu dengan bendera Flux Desain.
Ternyata dewi fortuna datang. Ada jemaat gereja yang menyukai desain majalah
gratisan yang dibuatnya. “Dia pengurus Certificate Wealth Manager Association
(CWMA). Inilah proyek besar pertama saya,” kenangnya. Asosiasi itu memintanya
membuat desain undangan dan buku kelulusan. Nilai proyeknya waktu itu sebesar
Rp 20 juta.
Pada saat acara CWMA berlangsung,
Auri pun menebarkan kartu nama pada bos-bos bank yang mengikuti acara CWMA
tersebut. “Saya berharap dengan perkenalan personal ini bisa mendapatkan klien
besar,” katanya sambil terbahak. Auri juga memberanikan diri merekrut seorang
karyawan meski masih menggunakan kamarnya sebagai ruang kerja. Selama 2006, ia
hanya berhasil mendapatkan tiga klien korporasi, sisanya hanya proyek kecil.
Auri lantas menerapkan sistem jemput
bola pada calon klien. Dia menawarkan jasa ke lebih dari 40 perusahaan, baik
melalui mesin faksimile maupun telepon. Dia memutuskan untuk mengincar klien
korporasi lantaran lebih strategis membesarkan usaha. “Sudah pasti banyak yang
menolak. Nama perusahaan kami belum besar,” ujar suami dari Desiana ini.
Sampai tahun 2008, Auri masih
merangkap jabatan, baik sebagai kurir, pemasar, bagian keuangan, desainer,
sampai tukang tagih. “Ya, mesti nagih karena klien biasanya tidak langsung
bayar penuh. Itu terjadi sampai sekarang,” katanya. Proyek makin banyak, omzet
sudah mencapai ratusan juta.
Tahun 2009, Auri merenovasi kamarnya
untuk diperlebar menjadi kantor lantaran sudah memiliki tujuh karyawan. “Tahun
2010, saya bikin perusahaan untuk mendapatkan proyek secara tender. Klien-klien
besar pun kami peroleh,” katanya. Nilai sekali proyek desain tidak
tanggung-tanggung, mulai ratusan juta hingga miliaran. Maka, ia memasang target
tinggi untuk omzet Flux Design. “Tahun ini harapannya bisa mencapai lebih dari
Rp 20 miliar,” kata pria kelahiran Jakarta, 8 Februari 1985 ini.
Pada tahun lalu, Auri memindahkan
kantornya ke sebuah ruko dua lantai. “Di tahun yang sama, saya mendirikan
Maunge-print.com, sebuah usaha digital printing. Ini sebagai sinergi usaha
karena biaya percetakan desain lebih murah dan perputaran uang di bisnis ini
juga lebih cepat,” katanya. Auri juga mulai memisahkan usaha percetakan digital
dengan usaha jasa desain. Tahun ini, dia memindahkan kantor Flux Design ke Puri
Kembangan, Jakarta Barat. “Puji Tuhan, saya sudah bisa membeli rumah secara
tunai dan dijadikan kantor. Target saya, di 2015 sudah bisa pindah di gedung
perkantoran,” katanya. [ratu bisnis]
0 Komentar
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!