Untuk menjadi
seorang pebisnis khususnys pebisnis online sukses, tidak harus terpaku pada
nilai IPK yang tinggi. Justru, IPK sering tidak bisa menjamin akan kesuksesan
tersebut sebab dunia bisnis membutuhkan kreativitas dan kerja keras yang tinggi
untuk sukses. Salah satunya adalah Hangga Pramudyanto. Dengan nilai IPK yang
pas-pasan, justru membuat Hangga berani menjadi pengusaha. Bagi insinyur teknik
arsitektur ini, dengan menjadi pengusaha bisa memberdayakan para pengangguran.
Ia belajar bisnis sejak dari mahasiswa hingga sukses setelah lulusnya pada
bidang jurusannya sendiri.
Motivasi
menjadi seorang pengusaha sukses bisa datang dari berbagai faktor, termasuk
kombinasi antara tujuan mulia dan keterbatasan persyaratan. Nah, kombinasi
inilah yang menjadi awal Hangga Pramudyanto, pemilik PT Klikhomes Realty
Indonesia memulai terjun ke dunia wirausaha. Sebagaimana diberitakan Harian
Kontan (25/7/11), Selain ingin berusaha sendiri, Hangga juga ingin
membuka lapangan kerja. Maklum, di sekitar kehidupan pria berusia 32 tahun ini
banyak penganggur. Meski lulus dari Fakultas Teknik jurusan Arsitektur
Universitas Pancasila pada 2004, namun pria kelahiran Jakarta, 21 Desember 1979
ini hanya meraih nilai indeks prestasi kumulatif atau IPK di bawah rata-rata
standar untuk bekerja menjadi pegawai. "Saat itu, standar minimal IPK,
kan, 2,75. Nilai saya di bawah itu" ujarnya dalam berita tersebut.
Namun,
rendahnya IPK itu tidak membuat Hangga putus asa. Toh, dia memang tak ingin
menjadi pegawai. Sejak kuliah dia memimpikan menjadi pengusaha agar bisa
membuka lapangan kerja. Bahkan, untuk menjadi pengusaha, Hangga sudah
"belajar" sejak kuliah. Kala itu, ia sudah buka usaha rental video
game, sablon, dan pengetikan. Hangga pun merasakan nikmatnya duit, meski
nilainya kecil, dari hasil usahanya sendiri. Nah, setelah setahun lulus kuliah,
pada 2005, Hangga mulai 100% berbisnis dengan mendirikan CV Handal Karya, yang
merupakan cikal bakal PT Klikhomes Realty Indonesia "Saat itu modal saya
hanya nekad, dan biaya bikin CV sekitar Rp 5 juta," kenangnya.
Perusahaan
tersebut bergerak di bidang jasa pembualan gambar bangunan arsitektur dan
sekaligus menjadi kontraktor. Hangga boleh dibilang memang nekad membuka usaha
itu. Maklum, meski ia pernah sukses mengerjakan desain rumah milik seorang
saudaranya ia belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang dunia usaha dan
manajemen perusahaan. Apalagi setelah ada proyek pertama tidak ada lagi proyek
hingga enam bulan berikutnya. Ramainya pesanan boothseiring
denganmenjamurnyausaha waralaba. Namun kenekatan itu akhirnya berbuah manis.
Tahun 2006, Handal Karya memenangkan tender pembuatan pesantren di kampus
Universitas Indonesia (UI) senilai Rp 1,5 miliar dengan masa pengerjaan selama
satu tahun. Tender ini berjalan dengan mulus.
Seiring
dengan berjalannya waktu dan berkembangnya perusahaan, pada 2007 Handal Karya
melebarkan usahanya ke bidang interiordan furnitur dengan fokus pada kitchen
sel dan pembuatan booth atau gerobak usaha Pada tahun itu juga, untuk memenuhi
tuntutan pasar, CV Handal karya meresmikan situs resmi dengan nama www[dot]klikho-mes[dot]com.
Hangga meyakini, salah satu strategi marketing paling efektif adalah melalui
dunia maya.
Pada 10
Februari 2010, CV Handal Karya berubah menjadi PT Klikhomes Realty Indonesia
dan melebarkan kembali usahanya di bidang properti. Dengan usaha yang makin
berkembang, Hangga pun bersikap semakin profesional. Baginya, pegangan yang
paling panting adalah pantang mengecewakan klien. "Kekecewaan klien itu
nomor satu haru dihindari. Setiap langkah yang diambil, kepuasan klien adalah
satu-satunya acuan," tegasnya.
Untuk itu
Klikhomes didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten di bidang arsitektur
dan desaininterior. Saat ini ia memiliki dua workshop atau bengkel kerja 15
pegawai tetap dan puluhan tenaga kerja lepas untuk pembangunan serta renovasi
bangunan. Hangga pun puas karena bisa mewujudkan impian membuka lapangan kerja.
Salah satu produk Hangga yang paling laku di pasaran adalah booth atau gerobak
untuk keperluan usaha Ramainya pesanan booth ini seiring dengan kian
menjamurnya usaha waralaba Untuk 2011 saja, ia mengalami peningkatan permintaan
sebesar 10% dibanding tahun lalu. Kalau setahun yang lalu ia mematok harga Rp
1,7 juta per meter, saat iui harganya menjadi Rp 1,8 juta. Sebagai gambaran,
booth ukuran kecil harganya mulai Rp 3,3 juta per unit sedangkan booth besar
seharga Rp 16,5 juta per luut. "Balian baku dan desain bisa mempengaruhi
harga" kata Hangga.
Meski
sempat terpuruk, usaha Hangga Pramudyanto kembali bangkit dengan modal dari
bank. Usahanya menanjak naik seiring tingginya permintaan pesanan booth dari
industri waralaba. Tidak hanya itu, Hangga juga mengembangkan bisnisnya melalui
dunia maya. Kini, Hangga mampu meraih omzet hingga Rp 200 juta per bulan. [rb]
0 Komentar
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!